Kali ini cerita dari sebuah pulau yang unik berada
disisi timur negara kita Indonesia. Kepulauan Solomon atau Kepulauan
Salomo adalah sebuah negara kepulauan di Samudra
Pasifik bagian selatan yang terletak di sebelah timur Papua Nugini dan
merupakan bagian dari Persemakmuran. Dia terdiri dari 992 pulau
yang secara keseluruhan membentuk wilayah seluas 28.450 km².
Kepulauan Solomon memiliki sejumlah pulau seperti Guadalcanal, Malaita, Santa Isabel, Makira dan Sikaiana. Jarak antara
pulau paling barat dan paling timur ialah ±1.500 km.
Sejak keganasan etnik yang berlaku pada 1997,
negara Solomon mengalami masalah salah laku kerajaan serta jenayah dan ini
telah melemahkan kestabilan masyarakat di sana. Pada Jun 2003, satu pasukan
berbagai negara yang diketuai oleh Australia yang dipanggil “Misi Bantuan
Wilayah ke Kepulauan Solomon” (RAMSI) tiba di negara tersebut untuk
mengembalikan keamanan dan melucutkan senjata tentera awam etnik.
Kepulauan
Solomon didiami oleh orang Melanesia selama lebih 30,000 tahun.
Peneroka-peneroka Polinesia mula tiba pada 4000 SM. Peneroka Eropah pertama
yang menemui kepulauan Solomon ialah Pedro Sarmiento de Gamboa pada tahun 1568.
Mubaligh-mubaligh Kristian mula melawati kepulauan ini sejak pertengahan
1800-an. Pada mulanya, kerja dakwah mereka mencapai hanya sedikit kemajuan
disebabkan pengambilan buruh-buruh dengan kejam untuk ladang-ladang tebu di
Queensland dan Fiji — mengakibatkan siri tindakan balas dan pembunuhan
beramai-ramai. Keburukan dari perdagangan tenaga buruh ini mendorong United
Kingdom untuk mengisytiharkan pulau-pulau Solomon di sebelah selatan sebagai
sebuah negeri naungannya pada 1893. Dari 1898 ke 1899, pulau-pulau Solomon yang
lebih terpencil dibawa ke dalam perlindungan mereka. Pada 1900, baki kepulauan
Solomon yang berada di bawah kuasa Jerman diserahkan kepada pihak British.
Sebagai negeri naungan, banyak mubaligh Kristian telah menetap di sana dan
berjaya meyakinkan penduduk untuk memeluk agama Kristian.
Mungkin hanya segelintir orang saja yang mengetahui
kisah tentang pulau solomon. jangankah kisahnya, Namanya saja mungkin baru saja
kita dengar. Pulau solomon adalah sebuah pulau yang berdekatan dengan papua
nugini, pulau solomon sekarang sudah menjadi negara persemakmuran dan uniknya
pulau ini adalah sebuah pulau yang tidak memiliki tentara nasional sendiri. Tak
heran beberapa tahun silam sering ada konflik antara pihak penduduk asli dan
transmigran. Penduduk pulau solomon hampir semuanya berkulit hitam dan anehnya
dari jumlah itu hampir seluruhnya berambut pirang.
pulau
solomon memiliki banyak pulau pulau tetangga lainnya, Namun yang terpadat ialah
tepat di pulau solomonnya sendiri. Kisahnya pun tak banyak muncul di media,
padahal ada kisah menarik dari pulau solomon. Sebuah kisah yang mungkin dapat
menjadi pelajaran berharga bagi kita semuanya bangsa indonesia. Jadi di pulau
solomon penduduknya ketika hendak mau membuka lahan baru untuk bercocok tanam,
Mereka punya cara tersendiri untuk melakukannya. Pohon - pohon di hutan tidak
lantas mereka tebang begitu saja, Akan tetapi mereka mengelilingi pohon - pohon
itu sambil menyumpahi dengan kata - kata kutukan yang kasar lagi menghina.
Selang beberapa hari pohon - pohon itu layu dan akhirnya mati dengan
sendirinya.
Kalau
diperhatikan apa yang dilakukan oleh penduduk primitif ini sungguhlah aneh.
Namun kita bisa belajar satu hal dari mereka. Mereka telah membuktikan bahwa
teriakan-teriakan yang dilakukan terhadap mahkluk hidup seperti pohon akan
menyebabkan benda tersebut kehilangan rohnya. Akibatnya, dalam waktu singkat,
makhluk hidup itu akan mati.
Nah, sekarang, Yang jelas dan perlu diingat bahwa
setiap kali Anda berteriak kepada mahkluk hidup tertentu maka berarti Anda
sedang mematikan rohnya. Pernahkah Anda berteriak pada anak Anda? orang di
sekeliling anda atau siapapun?
Ingatlah! Setiap kali Anda berteriak pada seseorang
karena merasa jengkel, marah, terhina, terluka ingatlah dengan apa yang
diajarkan oleh penduduk kepulauan Solomon ini. Mereka mengajari kita bahwa
setiap kali kita mulai berteriak, kita mulai mematikan roh pada orang yang kita
cintai. Kita juga mematikan roh yang mempertautkan hubungan kita. Teriakan-teriakan,
yang kita keluarkan karena emosi-emosi kita perlahan -lahan, pada akhirnya akan
membunuh roh yang telah melekatkan hubungan anda.
SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar